Rabu, 27 Juli 2016

SISTEM MUSKULOSKELETAL TUGAS FISIOLOGI KERJA Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN-ORGAN DALAM SISTEM MUSCULOSKELETAL
Muskuloskeletal terdiri atas :
Ÿ   Muskuler/Otot             : Otot, tendon,dan ligamen
Ÿ   Skeletal/Rangka          : Tulang dan sendi

1. Muskuler/Otot
    1.1 Otot
         Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Fungsi sistem muskuler/otot:
Ÿ  Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
Ÿ  Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
Ÿ  Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
Ÿ  Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan pemendekan otot.
Ÿ  Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
Ÿ  Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
Ÿ  Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.



Jenis-jenis otot
a)     Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Ÿ  Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
Ÿ  Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
Ÿ  Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
      Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
      Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus ditepinya.
      Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
      Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya :
-       yang kasar terdiri dari protein myosin
-       yang  halus terdiri dari protein aktin/actin.
b)     Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Ÿ  Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
Ÿ  Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
Ÿ  Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos
      Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen.


Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi.
Ÿ  Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
Ÿ  Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
c)      Otot Jantung
Ÿ  Merupakan otot lurik
Ÿ  Disebut juga otot seran lintang involunter
       Otot ini hanya terdapat pada jantung
       Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
Struktur Mikroskopis Otot Jantung
       Mirip dengan otot skelet


Gambar .1
        Otot Rangka                       Otot Polos                     Otot Jantung



Kerja Otot
-   Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
-   Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
-   Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
-   Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
-   Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
-   Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
1.2 Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.

Gambar.2
Tendon
                      

1.3 Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
-    Ligamen Tipis
      Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan.


-    Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.

Gambar.3
Ligamen
                     

2. Skeletal
    2.1 Tulang/ Rangka
        Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang.
Fungsi Sistem Skeletal :
1.        Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
2.        Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang.
3.        Melekat pada tulang
4.        Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan pembentuk darah.
5.        Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam darah misalnya.
6.        Hemopoesis



Struktur Tulang
-     Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks).
-     Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).
-     Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.
-     Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk.
-     Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang dewasa).
-     Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).
Jaringan tulang terdiri atas :
a.        Kompak (sistem harvesian à matrik dan lacuna, lamella intersisialis)
b.       Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan pembuluh darah)
Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya
1.   Tulang Kompak
a.   Padat, halus dan homogen
b.   Pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang mengandung ’yellow bone marrow”.
c.   Tersusun atas unit : Osteon à Haversian System
d.   Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat  pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
e.   Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut periosteur, membran ini mengandung:
§  Bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang
§  Osteoblas
2.   Tulang Spongiosa
a.   Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.
b.   Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan.
c.   Rongga antara trebakula terisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada tulang.
d.   Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung tulang lengan dan paha.
Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya
1.      Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna
2.      Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki
3.      Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum
4.      Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis
Pembagian Sistem Skeletal
1.    Axial / rangka aksial, terdiri dari :
Ÿ  tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka
Ÿ  columna vertebralis / batang tulang belakang
Ÿ  costae / tulang-tulang rusuk
Ÿ  sternum / tulang dada
2.    Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :
Ÿ  tulang extremitas superior
a.       korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan clavicula (tulang berbentuk lengkung).
b.      lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.
c.       lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.
d.      tangan
Ÿ  tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah, kaki.
    2.2 Sendi
Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.
1.      Synarthrosis (suture)
Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.
2.      Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang belakang


3.      Diarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel (siku), sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).
Gambar. 4

B. LOW BACK REGION
1. Struktur
Ruas tulang punggung dikelompokkan menjadi:
1.    Cervical/leher 7 ruas
2.    Thoracalis/punggung 12 ruas
3.    Lumbalis/pinggang 5 ruas
4.    Sakralis/kelangkang 5 ruas
5.    Koksigeus/ekor 4 ruas
2. Fungsi
Low back region berfungsi untuk menegakkan/menopang postur struktur tulang belakang manusia. Postur tegak juga meningkatkan gaya mekanik struktur tulang belakang lumbrosakral.
Gambar 5. Tulang belakang dan lekukuannya

Antar tulang belakang diikat oleh intervertebal, serta oleh ligamen dan otot. Ikatan antar tulang yang lunak membuat tulang punggung menjadi fleksibel. Sebuah unit fungsi dari dua bentuk tulang yang berdekatan diperlihatkan dari gambar di bawah ini.
Gambar 6. Fungsi dasar tulang punggung
3. Komponen punggung
Ÿ  Otot punggung
Ditunjang oleh punggung, perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang belakang dan diskus tetap dalam posisi normal.
Ÿ  Diskus
Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan goncangan. Terdapat diantara vertebrae sehingga memungkinkan sendi-sendi untuk bergerak secara halus. Tiap diskus mengandung cairan yang mengalir ke dalam dan keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan punggung bergerak bebas. Diskus bersifat elastis, mudah kembali ke bentuk semula jika tertekan diantara kedua vertebra.
a.      Otot-otot punggung
Ÿ  Spina erektor terdiri dari massa serat otot, berasal dari belakang sakrum dan bagian perbatasan dari tulang inominate dan melekat ke belakang kolumna vertebra atas, dengan serat yang selanjutnya timbul dari vertebra dan sampai ke tulang oksipital dari tengkorak. Otot tersebut mempertahankan posisi tegak tubuh dan memudahkan tubuh untuk mencapai posisinya kembali ketika dalam keadaan fleksi.
Ÿ  Lastimus dorsi adalah otot datar yang meluas pada belakang punggung. Aksi utama dari otot tersebut adalah menarik lengan ke bawah terhadap posisi bertahan, gerakan rotasi lengan ke arah dalam, dan menarik tubuh menjauhi lengan pada saat mendaki. Pada pernapasan yang kuat menekan bagian posterior dari abdomen.
b.      Otot-otot tungkai
Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot dari bokong. Otot-otot tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar ilium, sebagian gluteus maksimus timbul dari sebelah belakang sacrum. Aksi utama otot-otot tersebut adalah mempertahankan posisi gerak tubuh, memperpanjang persendian panggul pada saat berlari, mendaki, dan saat menaiki tangga, dalam mengangkat tubuh dari posisi duduk atau membungkuk, gerakan abduksi dan rotasi lateral dari paha.





C. INTERVERTEBRAL DISC
Pada makhluk hidup vertebrata (memiliki ruas tulang belakang) terdapat sebuah struktur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra (vertebral body). Pada setiap dua ruas vertebra terdapat sebuah bantalan tulang rawan berbentuk cakram yang disebut dengan Intervertebral Disc. Pada tubuh manusia terdapat 24 buah Intervertebral disc. Tulang rawan ini berfungsi sebagai penyangga agar vertebra tetap berada pada posisinya dan juga memberi fleksibilitas pada ruas tulang belakang ketika terjadi pergerakan atau perubahan posisi pada tubuh.
Gambar 7

Text Box: Gambar bagian-bagian Intervertebral disc intervertebral disc, annulus, nucleuslaterial cutaway of spine labeled
Susunan tulang rawan ini terbagi menjadi 3 bagian:
Ÿ  Nucleus pulposus, memiliki kandungan yang terdiri dari 14% Proteoglycan, 77% Air, dan 4% Collagen.
Ÿ  Annulus fibrosus, mengandung 5% Proteoglycan, 70% Air, dan 15% Collagen.
Ÿ   Cartilage endplate, terdiri dari 8% Proteoglycan, 55% Air, dan 25% Collagen.








D. NECK
Gambar 8 Tulang Leher
Tulang leher terdiri dari tujuh ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lajunya saraf yang disebut foramen tranvertalis. Ruas pertama vertebra serfikalis disebut atlas yang memungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut prosesus odontois (aksis) yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ketujuh mempunyai taju yang disebut prosesus prominan. Taju ruasnya agak panjang.
Tulang-tulang yang terdapat pada leher:
a.       Os. Hyoideum adalah sebuah tulang uang berbentuk U dan terletak di atas cartylago thyroidea setinggi vertebra cervicalis III.
b.      Cartygo thyroidea
c.       Prominentia laryngea, dibentuk oleh lembaran-lembaran cartylago thyroidea yang bertemu di bidang median. Prominentia laryngea dapat diraba dan seringkali terlihat.
d.      Cornu superius, merupakan tulang rawan yang dapat diraba bilamana tanduk disis yang lain difiksasi.
e.       Cartilagocricoidea, sebuah tulang rawan larynx yang lain, dapat diraba di bawah prominentia laryngea
f.       Cartilagines tracheales, teraba dibagian inferior leher.
g.      Cincin-cincin tulang rawan kedua sampai keempat tidak teraba karena tertutup oleh isthmus yang menghubungkan lobus dexter dan lobus sinister glandulae thyroideae.
h.      Cartilage trachealis I, terletak tepat superior terhadap isthmus.

Otot Leher
Gambar 9
Otot bagian leher dibagi menjadi tiga bagian:
a.       Muskulus platisma yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ke tulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawah dan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih dan takut, juga untuk menarik kulit leher ke atas.
b.      Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateral proc.mastoidebus ossis temporalis dan setengah lateral linea nuchalis superior. Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping), fleksi dan rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksi kedua sisi menyebabkan fleksi leher. Otot ini bekerja saat kepala akan ditarik ke samping. Akan tetapi, jika otot muskulus platisma dan sternokleidomastoideus sama-sama bekerja maka reaksinya adalah wajah akan menengadah.
c.       Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama.

Ketiga otot tersebut terdapat di belakang leher yang terbentang dari belakang kepala ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.



E. ELBOW
Gambar 10
                

Siku adalah suatu titik yang sangat komplek di mana terdapat tiga tulang yaitu humerus, radius dan ulna. Ketiga tulang tersebut bekerja secara bersama-sama dalam suatu gerakan flexi, extensi dan rotasi.

F. SHOULDER (BAHU)
1.      Tulang Bahu
                                 Gambar 11
 
Tulang-tulang pada bahu terdiri dari:
Ÿ  Clavicula (tulang selangka), merupakan tulang berbentuk lengkung yang menghubungkan lengan atas dengan batang tubuh. Ujung medial (ke arah tengah) clavicula berartikulasi dengan tulang dada yang dihubungkan oleh sendi sternoclavicular, sedangkan ujung lateral-nya (ke arah samping) berartikulasi dengan scapula yang dihubungkan oleh sendi acromioclavicular. Sendi sternoclavicular merupakan satu-satunya penghubung antara tulang extremitas bagian atas dengan tubuh.
Ÿ  Scapula (tulang belikat), merupakan tulang yang berbentuk segitiga. Tulang ini berartikulasi dengan clavicula dan tulang lengan atas. Ke arah lateral scapula melanjutkan diri sebagai acromioclavicular yang menghubungkan scapula dengan clavicula.
Ÿ  Sendi glenohumeral, merupakan penghubung antara tulang lengan atas dengan scapula.
2.      Otot Bahu
Gambar 12
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan scapula.
Ÿ  Muskulus deltoid (otot segi tiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat lengan sampai mendatar.
Ÿ  Muskulus subkapularis (otot depan scapula). Otot ini dimulai dari bagian depan scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah menengahkan dan memutar humerus (tulang lengan atas) ke dalam.
Ÿ  Muskulus supraspinatus (otot atas scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk mengangkat lengan.
Ÿ  Muskulus infraspinatus (otot bawah  scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
Ÿ  Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
Ÿ  Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.

G. MUSKULOSKELETAL DISORDERS
Musculoskeletal disorders adalah kondisi dimana bagian dari sistem otot dan tulang mengalami masalah (sakit). Penyakit ini terjadi akibat bagian tubuh meregang terlalu jauh, mengalami tubrukan secara langsung, ataupun karena kegiatan lainnya yang mengakibatkan kesalahan pada sistem otot dan tulang.
Penyakit otot dan tulang atau lebih dikenal dengan musculoskeletal disorders/MSDs merupakan penyakit akibat kerja. Gejalanya berupa pegal atau sakit otot, tulang, dan sendi. Sebagian kecil hal ini disebabkan oleh penyakit spesifik, namun sebagian besar sering disebabkan oleh kesalahan sikap (posture): sikap kerja, sikap duduk, sikap tidur, dan masalah lainnya.



Musculoskeletal disorders dapat terjadi pada low back region, intervertebral discs, neck, elbow, maupun shoulder.
1.      Low-back region
Penyakit yang sering terjadi pada low-back region yaitu low-back pain. Gejala low-back pain berupa sakit pinggang atau nyeri punggung.
Faktor risiko di tempat kerja:
Ÿ  Beban kerja fisik yang berat, seperti terlalu sering mengangkat atau mengangkut, menarik, dan mendorong benda berat.
Ÿ  Posisi tubuh yang terlalu lama membungkuk ataupun posisi tubuh lainnya yang tidak wajar,
Ÿ  Terlalu lama mengendarai kendaraan bermotor.
Ÿ  Faktor psikososial di tempat kerja, seperti pekerjaan yang monoton, bekerja di bawah tekanan, atau kurangnya dukungan sosial antar pekerja dan atasan.
2.      Intervertebral Discs
Penyakit yang sering terjadi diantaranya:
Ÿ  Skoliosis: adalah keadaan melengkungnya tulang belakang seperti huruf ’S’, dimana intervertebral discs dan tulang vertebra retak.
Ÿ  Spondylolisthesis: terjadinya pergeseran tulang vertebra ke depan sehingga posisi antara vertebra yang satu dengan yang lain tidak sejajar. Diakibatkan oleh patah pada penghubung tulang di bagian belakang vertebra.
Ÿ  Ruptur: karena pecahnya anulus posterior akibat aktifitas fisik yang berlebihan.
Ÿ  Spinal stenosis: adalah penyempitan pada sumsum tulang belakang yang menyebabkan tekanan pada serabut saraf spinal.
Faktor risiko:
Ÿ  Beban/tekanan: posisi saat duduk dapat menekan tulang belakang 5 kali lebih besar daripada saat berbaring.
Ÿ  Merokok
Ÿ  Terpapar dengan vibrasi/getaran pada level tinggi, yaitu 5 – 10 Hz (biasanya dihasilkan dari kendaraan).


3.      Neck
Penyakit yang sering muncul diantaranya:
Ÿ  Tension neck: terjadi karena pemusatan tekanan leher pada otot trapezeus
Ÿ  Acute torticollis: adalah salah satu bentuk dari nyeri akut dan kaku leher
Ÿ  Acute disorder: terjadi karena hilangnya resistensi vertebra torakalis terhadap tekanan ringan
Ÿ  Choronic disorder: karena adanya penyempitan diskus vertebralis
Ÿ  Traumatic disorder: dapat disebabkan karena kecelakaan
Faktor risiko di tempat kerja:
Ÿ  Sering terjadi pada pekerja VDU (Visual Display Unit), penjahit, tukang perbaikan alat elektronik, dokter gigi, pekerja di pertambangan batu bara
Ÿ  Pekerjaan entri data, mengetik, menggergaji (manufaktur), pemasangan lampu, rolling film
     Pekerjaan-pekerjaan di atas menyebabkan leher berada pada satu posisi yang sama dalam waktu yang lam sehingga otot leher megalami kelelahan.
Ÿ  Pekerjaan dengan gerakan berulang pada tangan.
Ÿ  Terpajan oleh vibrasi: penggunaan mesin bor atau mesin lainnya yang mengeluarkan vibrasi.
Ÿ  Pengorganisasian kerja: durasi pekrjaan yang lama (over time), waktu istirahat (jeda) yang singkat.
Ÿ  Faktor psikologi dan sosial: stres, kurangnya kontrol terhadap organisasi kerja, kurangnya relasi antara managemen dan sesama pekerja, pekerjaan yang menuntut keakuratan dan kecepatan kerja.
4.      Elbow
Penyakit yang sering terjadi:
Ÿ  Epicondylitis: adalah kondisi yang sangat menyakitkan dimana otot yang menggerakkan tangan dan jari bertemu dengan tulang.
Ÿ  Olecranon Bursitis: merupakan perdangan yang terjadi di olecranon bursa (kantong cairan dibagian dorsal siku), karena trauma berulang kali dan infeksi.
Ÿ  Osteoarthrosis: kerusakan kartilago di siku, jarang terjadi pada orang usia 60 tahun kebawah.
Faktor risiko:
Ÿ  Pekerjaan yang menggunakan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan penuh tenaga (hand-intensive tasks).
Ÿ  Penggunaan peralatan tangan atau pekerjaan manual yang berat secara intensif, misalnya di pertambangan dan konstruksi
Ÿ  Vibrasi
Ÿ  Trauma
5.      Shoulder
Penyakit yang sering terjadi di tempat kerja:
Ÿ  Rotator cuff disorder and biceps tendinitis: dimana terjadi peradangan pada tendon dan membran sinovial
Ÿ  Shoulder joint and acromioclavicular joint osteoarthritis: adalah penurunan komponen kartilago dan tulang pada penghubung dan intevertebral discs.
Faktor risiko:
Ÿ  Pekerjaan yang sering mengangkat/menaikkan tangan dengan durasi yang panjang, misalnya pada industri otomotif.
Ÿ  Menggerakkan pergelangan tangan dan jari secara berulang dan sepenuh tenaga, misalnya pada penjahit.
Ÿ  Mengangkat benda berat dan menggunakan peralatan yang berat disertai vibrasi pada lengan, misalnya pada pekerja kontruksi.
Ÿ  Melakukan gerakan flexi dan abduksi secara berulang, misalnya pada pelukis, tukang kayu, dan atlet.

Penyakit Lain yang Berhubungan dengan Musculoskeletal:
1.    Primary Fibomyalgia: penyebab penyakit ini tidak diketahui. Ditandai dengan rasa lelah yang menyerang pada pagi hari, dengan gejala: lemas, kaku, dan bengkak pada jari.
2.    Rheumatoid Athritis: Penyakit rematik yang juga bisa menyerang tulang dan persendian. Kebanyakan terjadi pada wanita umur 30-50 tahun. Penyebabnya tidak diketahui. Dengan gejala: bengkak pada sendi-sendi jari, kelemahan pada kaki, dan demam rendah.
3.    Gout atau asam urat: terjadi karena adanya gangguan metabolisme sehingga menyebabkan peradangan pada sendi, terutama terjadi pada laki-laki.
4.    Osteoporosis: penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang mudah patah.. Terjadi karena kurangnya intake kalsium, kebiasaan merokok, konsumsi kopi, dan barat badan dibawah rata-rata.
5.    Kanker tulang: sering menyerang anak kecil dan remaja, penyebabnya tidak diketahui.
6.    Osteomyelitis: infeksi tulang karena bakteri, jamur atau virus. Risiko meningkat pada penderita diabetes.
  
Strategi pencegahan
Ÿ  Membuat daftar faktor-faktor risiko di tempat kerja yang mungkin dapat menyebabkan penyakit pada muskuloskeletal, sehingga dapat dilakukan eliminasi atau minimalisasi terhadap faktor ”exposure”.
Ÿ  Setiap pekerjaan harus diselidiki fakor risikonya apabila terdapat pekerja yang rentan atau mengalami masalah pada anggota tubuhnya.
Ÿ  Setiap pekerjaan juga harus diselidiki apabila terdapat perubahan pada standar kerja, prosedur, atau peralatan sehingga faktor risiko dapat diminimalisasi.
Ÿ  Design kerja yang baik (layout tempat kerja, frekuensi dan durasi kerja).
Misalnya pada pekerja VDU (Visual Display Unit), harus lebih diperhatikan pencahayaan dan kontrasnya, jarak antara mata dengan monitor sekitar 45 – 50 cm, dan sudut pandang sekitar 10° - 20°.
Ÿ  Melakukan intervensi dini dan menjalankan ”safety rules”.
Ÿ  Memberikan edukasi dan pelatihan-pelatihan kepada pekerja agar mereka dapat bekerja secara tepat dan aman.
Ÿ  Memberikan variasi pekerjaan agar tidak monoton.
Ÿ  Mengurangi intensitas kerja.
Ÿ  Organisasi kerja yang baik, misalnya jeda atau istitahat yang sering untuk menghindari kelelahan. Contohnya pada pekerja VDU, istirahat selama 10 menit setiap jam, dan membatasi kerja maksimal 4 jam per hari.
Ÿ  Posisi kerja yang ergonomis.
DAFTAR PUSTAKA


C.Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003.
(10 Februari 2008)
l'Ergomotricité - Le corps, le travail et la santé - Michel Gendrier - Collection Grenoble Sciences
”Muskuloskeletal System”. 2006. http://www.ilo/encyclopaedia/?print&nd=857400009&nh=0
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2003.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar